itofficerppim-webadmin2020-10-31T03:06:41+07:00
Ciputat, PPIM – Pada tanggal 20-22 Januari 2016 lalu, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) menyelenggarakan agenda rapat tahunan (Annual Meeting). Acara yang berlangsung di Hotel Santika Cirebon ini dilaksanakan guna menentukan rancangan kegiatan PPIM satu tahun mendatang sekaligus konsolidasi internal PPIM. Bukan hanya itu, acara ini juga menjadi ajang refleksi diri bagi PPIM di tengah umurnya yang tidak lagi muda.
Hadir juga dalam acara ini, cendekiawan muslim Indonesia, Azyumardi Azra yang memberikan refleksinya kepada keluarga besar PPIM. Dalam kesempatan tersebut ia menyatakan bahwa, “PPIM sudah berumur 20 tahun sekarang, saya kira tidak ada lembaga penelitian internal kampus lain di lingkungan Perguruan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) yang bisa bertahan seperti PPIM, ini patut diapresiasi,” ujar Azra.
Acara ini dipandu oleh Lisa Noor Humaidah dari awal hingga selesai. Dalam acara ini hadir juga teman-teman dari Knowledge Sector Initiative (KSI), yakni Siti Ruhanawati dan Arief Rachman yang memberikan pendapat dan masukan, khususnya pada sesi yang membahas rancangan bisnis dan manajemen keuangan.
Lebih jauh, konsolidasi ini mengkaji program-program PPIM agar semakin matang. Saiful Umam bersama Ismatu Ropi dan Dadi Darmadi, selaku Dewan Direksi PPIM membagi seluruh anggota PPIM yang hadir pada acara ini ke dalam lima divisi: Divisi Riset, Divisi Studia Islamika, Divisi Advokasi dan Pengelolaan Pengetahuan, Divisi Manajemen dan Ketenagakerjaan, dan Divisi Bisnis dan Fundraising.
Acara ini juga menjadi arena untuk meneruskan pertemuan-pertemuan PPIM sebelumnya dengan Resources Management and Development Consultants (REMDEC). Saiful mengatakan, “menindaklanjuti pertemuan-pertemuan kita sebelumnya dengan REMDEC, kali ini kita membaca ulang SOP Ketenagaan, SOP Keuangan dan Akuntansi, SOP Business Plan, dan Struktur Organisasi PPIM untuk melihat beberapa bagian yang kiranya belum sesuai,” tutur Direktur Eksekutif PPIM tersebut.
Motivasi dari Cirebon
Di acara ini, para peneliti senior yang sudah mencapai gelar Doktor memberikan motivasi pada para peneliti muda. Salah satu motivasi datang dari Din Wahid, Peneliti Senior PPIM yang menyabet gelar Doktor di Utrecht University. Ia mengatakan, “Saya masih ingat, dulu waktu masih belum Doktor, kita semua yang muda-muda diancam akan dipertugaskan di bagian administrasi sama Kak Ipung (red: Saiful Mujani) kalo ga lanjut sekolah doktoral. dan ini yang menjadi salah satu alasan kenapa saya bekerja keras untuk lanjut sekolah,” ujar Din.
PPIM membutuhkan regenerasi agar bisa terus bertahan. Menurut Direktur Eksekutif PPIM, regenerasi ini merupakan hal yang penting, meskipun terlambat namun lebih baik daripada tidak sama sekali. Maka dari itu, bagi para peneliti yang masih muda, mereka mempunyai tanggung jawab untuk meneruskan pendidikan hingga doktor sebagai modal meneruskan kredibilitas dan kapasitas PPIM di masa depan.
Selain itu, acara ini menjadi ajang keakraban antar keluarga besar PPIM. Bak sebuah keluarga, semua anggota PPIM bersenda gurau bersama. Bahkan, dalam permainan yang difaslitasi oleh Lisa Noor Humaidah, seluruh anggota PPIM diminta membentuk huruf “M” dengan mata tertutup. Dengan dipimpin Saiful Umam, anggota PPIM berhasil menyelesaikan permainan tersebut dengan membentuk huruf “M” sempurna.
Terakhir, dalam penutupan kegiatan ini, Direktur Riset Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang juga pendiri PPIM, Hendro Prasetyo, mengungkapkan “tentu, kita berharap konsolidasi ini menjadi peta perjalananan PPIM untuk tetap eksis di jalur dunia penelitian Pendidikan Keagamaan dan Kehidupan Keagamaan. Kemudian menjadi kiblat yang dirujuk oleh stakeholder untuk membuat kebijakan,” terangnya.