itofficerppim-webadmin2020-10-31T03:19:52+07:00
Jakarta, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarkat (PPIM) menfasilitasi Dana Ilmu Pengetahuan Indonesia (DIPI) untuk mensosialisasikan program bantuan penelitian untuk tahun ini, Selasa (28/06/16) di gedung seminar lantai 3. Direktur DIPI , Prof. J. W. Saputro tampil menjadi pembicara tunggal. Seminar ini dihadiri oleh sejumlah pejabat, peneliti dan dosen UIN Jakarta. Bahkan, seorang peserta datang dari Jambi.
DIPI mengunjungi PPIM dalam rangka sosialisasi program, mekanisme dan skema dana penelitian. Saputro menjelaskan bahwa, “DIPI adalah lembaga penyalur dana bantuan penelitian yang independen, menggalang dana dari mana saja baik dalam maupun luar negeri, untuk selanjutnya disalurkan kepada para peneliti di Indonesia”. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas penelitian di Indonesia yang masih jauh tertinggal dibanding negara-negara lain.
Saputro menyatakan bahwa lembaganya tahun ini akan mengucurkan dana hingga 1,5 miliyar per tahun bagi proposal penelitian yang diterima. Saputro juga menegaskan dalam proses seleksi dilakukan secara ketat dan kompetitif. Persyaratannya, antara lain ide penelitian harus original, menarik, memiliki kemampuan mendobrak dan menantang teori besar di setiap bidang. Menariknya, DIPI tidak mensyaratkan standar jenjang akademis kepada para pengaju bantuan penelitian. “Siapapun boleh mengajukan, yang penting idenya bagus, brilian, mau SI, S2, S3 atau tidak punya gelar sama sekalipun silahkan, yang penting memiliki gagasan penelitian yang brilian dan rekam jejak sebagai peneliti dan publikasi ilmiah yang bagus,” ujarnya.
Angin Segar bagi Peneliti
Gagasan yang dilakukan oleh DIPI merupakan angin segar bagi peneliti Indonesia. Bagi DIPI, untuk melakukan riset yang serius, peneliti tidak harus dibebankan menuliskan laporan keuangan secara kaku. Peneliti seharusnya lebih serius dan fokus melakukan riset dengan dana yang telah disediakan. Sebelumnya, selain meneliti, banyak peneliti dibebankan menulis laporan keuangan dan tugas-tugas administrasi lainya, sehingga mengganggu kinerja dan hasil penelitiannya. Prof. Oman Fathurahman, peneliti senior PPIM UIN Jakarta, mendukung gagasan dan program pengembangan penelitian dasar DIPI. Ia mengusulkan kepada DIPI untuk membantu memikirkan infastruktur penelitian ke depan agar lebih menunjang. “Misalnya, kita butuh katalog bibliografi yang sistematik dan besar, yang bisa diakses oleh siapa dan dimana saja,” imbuhnya.
Para peserta seminar yang hampir kebanyakan adalah peneliti menyambut dengan antusias dan apresiatif terhadap pertemuan PPIM dan DIPI ini. Mereka merasa tertantang dan terbantu dengan adanya program bantuan dana penelitian seperti DIPI. Direktur Eksekutif PPIM Saiful Umam menutup acara ini dengan menegaskan satu harapan yang positif, “semoga kualitas penelitian di Indonesia semakin meningkat dan berkualitas.”