itofficerppim-webadmin2020-10-31T02:57:39+07:00
Ciputat, PPIM – Bibliografi dan sitasi merupakan dua unsur penting dalam sebuah tulisan, utamanya yang berbasis riset. Namun seringkali, kekurang hati-hatian dalam penulisan kedua unsur tersebut bisa mengarah kepada typographical error (typo), inkonsistensi penulisan kutipan, atau, parahnya, menjerumuskan penulisnya ke arah plagiasi. Meskipun, semua itu dilakukan secara tidak sengaja.
Untuk itu, Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta menggelar workshop penguatan riset di Gedung PPIM lantai 3, Ciputat, pada Senin (7/12). Dinahkodai oleh Oman Fathurrahman, salah satu Peneliti PPIM, workshop ini mengenalkan salah satu referencing manager system, Mendeley, bagi para dosen dan peneliti di lingkungan UIN Jakarta agar mempunyai output karya ilmiah yang berkualitas dunia.
“Sistem referensi yang baik dapat mendukung aktivitas penelitian. Oleh karenanya, tujuan kita (PPIM) mengenalkan ini (Mendeley) agar para teman-teman yang hadir di sini dapat juga menghasilkan paper yang berbobot dan dapat diterbitkan dalam sebuah jurnal berkelas internasional,” kata Direktur PPIM UIN Jakarta, Saiful Umam, dalam sambutannya.
Dihadiri oleh 26 peserta, workshop ini merupakan kelanjutan dari workshop penguatan riset sebelumnya, yakni penggunaan Google Classroom (GC) untuk menunjang tradisi akademik di UIN Jakarta jadi lebih baik (Google Classroom: Menunjang Tradisi Akademik).
“Hal ini merupakan salah satu upaya PPIM dan amal jariyah saya pribadi untuk memperkuat tradisi riset di UIN Jakarta yang mempunyai mimpi World Class University,” ucap Oman yang juga menjabat sebagai Guru Besar Filologi Islam di Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta.
Oman melanjutkan, bahwa, dengan menggunakan Mendeley, kesalahan-kesalahan teknis dalam penulisan akan minim terjadi.
“Kuncinya adalah saat input data pertama kali di Mendeley. Bila dilakukan dengan benar, maka kesalahan-kesalahan teknis seperti kesalahan topografis di bibliografi, plagiasi tak sengaja, dan inkonsistensi dalam sitasi dan bibliografi tidak akan terjadi,” terang Oman.
Dalam perjalanannya, workshop ini diikuti dengan sangat antusias dan harapan tinggi dari para pesertanya.
Salah satu peserta berharap ilmu Mendeley ini dapat diseminasi juga di tiap fakultas yang ada di UN Jakarta. “saya kira ini (Mendeley) sangat berguna buat siapapun yang ingin menulis. Hal ini meminimalisir kesalahan dalam penulisan bibliografi. Kedepannya, mungkin Pak Oman bisa mendatangkan muridnya untuk berbagi di tiap fakultas,” ujar Muhammad Sungaidi, dosen di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta.
Selain itu, ada juga peserta yang akan menerapkan Mendeley dalam kelas yang diampunya seusai workshop ini. “Mendeley ini bagus, saya rencananya akan menggunakannya dalam kelas untuk mahasiswa S-1,” tutur Rosida Erowati, dosen kajian sastra di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta.
Oman merasa perlu bahwa forum ini terus ada, agar kelak dapat bertransformasi menjadi komunitas akademik yang lebih besar. Lewat GC, saya berharap bila ada teman-teman yang punya ide penelitian atau hasil penelitian bisa berbagi dan didiskusikan bersama,” tandas orang yang juga menjadi International Advisory Panel di the Endangered Archive Programme (EAP) British Library.