Berlin, PPIM – Rangga Eka Saputra, Peneliti Muda Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mendapat beasiswa untuk mempelajari kehidupan Muslim di Jerman. Dia terpilih Bersama 14 intelektual muda Muslim Indonesia lainnya dalam “Life of Muslim in Germany – Study Program 2018” yang diselenggarakan oleh Goethe-Institut Indonesia bekerjasama dengan Universitas Paramadina. Mereka yang terpilih berasal dari latar belakang profesi yang berbeda seperti dosen, peneliti, jurnalis, dan praktisi dalam bidang keislaman dan sosial keagamaan.
Melalui program ini, Rangga tertarik untuk melihat bagaimana kebijakan pemerintah Jerman terhadap pendidikan agama di sekolah–termasuk untuk Muslim—dan proses integrasi para imigran Muslim dengan masyarakat lokal di sana.
“Mengetahui bagaimana kehidupan Muslim di Jerman saat ini sangat penting. Populasi mereka sudah mencapai 4,7 jiwa; ketiga setelah Kristen dan Irreligious. Konflik yang terjadi di beberapa negara Muslim di Timur Tengah mendorong meningkatnya imigran Muslim. Memahami proses integrasi imigran Muslim dan pendidikan Islam di sana penting untuk melihat wajah dunia ke depan, khususnya hubungan Islam dan Barat. Intinya, dari dua kasus itu, saya mau melihat apakah dan sejauh mana benturan peradaban (the clash of civilization) masih relevan atau tidak.” ucap Rangga.
Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta, Saiful Umam, Ph.D mengapresiasi keikutsertaan Rangga dalam program ini. Menurut Saiful, program ini bukan hanya bermanfaat bagi Rangga secara pribadi, tapi juga untuk PPIM UIN Jakarta.
“Kami meminta Rangga untuk mempelajari bagaimana model pendidikan Islam untuk komunitas muslim yang minoritas di sana. Tentu ini sangat sejalan dengan fokus penelitian PPIM. Semoga selesai program ini dia akan membawa perspektif baru untuk penelitian-penelitian PPIM terkait pendidikan agama Islam di Indonesia” tutur Saiful.
Program ini diselenggarakan pada 7-21 Juli 2018. Para intelektual muda itu mengunjungi program-program studi Islam di beberapa universitas di Jerman, di antaranya: Freie Universität Berlin, Universität Hamburg, dan Universität Göttingen. Selain itu mereka juga akan secara langsung berdiskusi dengan komunitas dan organisasi Muslim tentang bagaimana kehidupan Muslim di tengah negara yang sekuler.