“Digitising Manuscripts – Safeguarding Cultural Diversity“
Sebuah Program yang dimaksudkan untuk melestarikan keragaman kekayaan manuskrip di Asia Tenggara akan segera diluncurkan. Program yang akan memprioritaskan digitalisasi manuskrip yang terancam punah tersebut diberi nama “Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia”, disingkat DREAMSEA.
Program DREAMSEA akan mencakup dua kegiatan utama, yakni: a) alih media digital, atau digitalisasi; dan b) pengembangan Open Access Database of Southeast Asian Manuscripts. Melalui Digitalisasi, Program ini bertujuan untuk melestarikan keragaman teks yang tertulis dalam manuskrip-manuskrip Asia Tenggara tersebut, sedangkan Database ditujukan untuk menyediakan akses bagi khalayak, khususnya para mahasiswa dan peneliti, agar dapat memanfaatkan pengetahuan dan informasi yang terdapat di dalamnya untuk pengembangan penelitian dan keilmuan. Database tersebut juga akan disajikan dalam sebuah portal yang terintegrasi dan diproyeksikan untuk menjadi portal pertama yang menghimpun keragaman manuskrip di Asia Tenggara.
Program DREAMSEA ini sepenuhnya didanai oleh ARCADIA – sebuah lembaga donor yang diprakarsai oleh Lisbet Rausing dan Peter Baldwin, yang memiliki komitmen utama untuk mendukung masyarakat dan institusi dalam pelestarian artefak budaya (cultural heritage) dan akses umum ilmu pengetahuan (open access).
Dalam pelaksanaannya, Program DREAMSEA akan berada di bawah koordinasi dua orang filolog, Prof. Dr. Jan van der Putten di Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC), University of Hamburg dan Prof. Dr.Oman Fathurahman di Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM), UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Semua informasi lengkap terkait pelaksanaan Program DREAMSEA ini, akan disampaikan kemudian melalui laman resmi dan berbagai akun media sosial DREAMSEA.
#SaveOurManuscripts
***
Show that you care for cultural diversity! – Start following us on:
Twitter: dreamsea_mss
Instagram: dreamsea_mss
Facebook Fanpage: Dreamsea
DOWNLOAD: PRESS RELEASE