itofficerppim-webadmin2020-10-31T09:11:47+07:00
Jakarta, PPIM – Program DREAMSEA kembali melanjutkan kegiatan digitalisasi manuskrip Asia Tenggara. Sebelumnya, beberapa misi di tahun ketiga program ini sempat terhenti pada awal Maret akibat pandemi COVID-19. Misi dimulai di Gedung PPIM UIN Jakarta pada Senin (6/7) dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Muhammad Nida’ Fadlan selaku Data Manager DREAMSEA mengatakan bahwa kelanjutan misi digitalisasi ini dilakukan dengan berbagai pertimbangan. Tim digitalisasi wajib melakukan pemeriksaan riwayat aktivitas dan kesehatan sebelum melakukan digitalisasi. Selain itu, untuk mengurangi resiko penularan virus, tim juga menggunakan alat pelindung wajah, sarung tangan, dan masker selama kegiatan digitalisasi berlangsung.
“Kami mulai misi secara bertahap. Tentunya sambil mengupayakan agar semua yang terlibat dalam misi dapat bekerja secara aman dengan menerapkan anjuran WHO dan otoritas kesehatan negara anggota ASEAN”, ungkap Nida.
Misi pertama pada masa ‘new normal’ adalah digitalisasi manuskrip Cirebon yang disimpan di kantor PPIM UIN Jakarta. Setelahnya, misi lainnya di Indonesia akan dilakukan secara bertahap terhadap koleksi manuskrip di Sumatera Barat. Adapun misi di Luang Prabang, Laos, dijadwalkan akan dilaksanakan pada September mendatang.
DREAMSEA adalah program pelestarian manuskrip Asia Tenggara yang dilaksanakan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Centre for the Study of Manuscript Cultures (CSMC) Universitas Hamburg. Program ini didukung oleh Arcadia Foundation, lembaga donasi yang didirikan oleh Lisbet Rausing dan Peter Baldwin di Inggris dengan misi utama untuk melestarikan warisan budaya, pelestarian lingkungan, dan mempromosikan akses terbuka (open access) di seluruh dunia.
Penulis: Ilham Nurwansah
Editor: M. Nida Fadlan