itofficerppim-webadmin2020-10-31T09:27:56+07:00
Jakarta, PPIM – “Anak-anak didik perlu dibawa ke luar (pondok pesantren) untuk melihat apa yang namanya toleransi. Waktu antri di bandara, misalnya, mereka melihat orang pakai celana pendek dan kurang menutup aurat. Mereka nggak akan kaget. Sudah nggak comment lagi.”
Hal itu disampaikan Pengasuh Pondok Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Fauziah Fauzan dalam Moderasi Beragama Webinar Series “Kiai dan Nyai Muda Bicara Moderasi Beragama” yang diselenggarakan PPIM UIN Jakarta dan CONVEY Indonesia, Jumat (10/7). Webinar yang dimoderatori Team Leader Convey, Jamhari Makruf, ini menghadirkan juga Direktur Pusat FISI IPMAFA dan Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Puteri Al-Badi’iyyah Pati, Jawa Tengah, Tutik Nurul Janah, serta Mudir Pondok Peacesantren Welas Asih, Garut, Jawa Barat, Irfan Amalee.
Menurut Ustadzah Zizi—panggilan Fauziah, untuk mengajarkan sikap menghargai perbedaan, anak-anak didik seharusnya tidak hanya belajar di dalam pondok. Dalam pengalamannya, Ustadzah Zizi mengajak anak-anak didiknya berkunjung ke beberapa negara di luar negari. Mereka diajak untuk melihat perbedaan di dalam masyarakat, misalnya di Jepang dan Malaysia.
“Yang penting, kita pegang agama kita, lakum dinukum waliya din lalu hargai mereka dan tunjukkan bahwa kita memang pembawa risalah Islam rahmatan lilalamin. Kita punya agama dan Tuhan masing-masing. Jadi, kita nggak perlu merecoki agama lain. Hargai saja masing-masing.” kata Ustadzah Zizi.
Nada yang sama disampaikan Tutik. Ia mengatakan, “Kita harus menanamkan kepada anak-anak bahwa orang yang berbeda dengan diri kita bukan berarti mereka lebih rendah atau orang yang salah. Mengajak anak-anak untuk mengenal dengan orang lain bisa jadi pembelajaran dan pembiasan yang baik.”
Irfan juga menekankan pentingnya menanamkan sikap menghargai perbedaan sedini mungkin. “Saya yakin bahwa anak-anak itu harus sedini mungkin dikasih experience dengan orang-orang yang berbeda. Karena kalau terlambat memberikan experience, maka akan didahului oleh judgement dan stereotype yang negatif ”.
Penulis: Andita Putri Ghassani
Editor: Zhella Apriesta