itofficerppim-webadmin2020-11-02T03:13:03+07:00
Jakarta, PPIM – Makroen Sanjaya, Wakil Pemimpin Redaksi Rajawali TV, memberikan otokritik terkait minimnya peran media dalam menyebarkan konsep moderasi beragama. Atas pandangannya itu, Makroen menilai media belum menjalankan tugas mulianya secara utuh.
Dalam Webinar Series #ModerasiBeragama bertema “Moderasi Beragama di Mata Media” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program CONVEY Indonesia, Jumat (7/8), Makroen menilai selama ini program dakwah lebih mengedepankan penutur agama yang populis. Media lebih mementingkan fungsi ekonomi dibandingkan fungsi sosialnya.
“Akibatnya banyak program keagamaan yang dihapus. Ini menunjukkan belum ada peran moderasi beragama secara intrinstik di media mainstream,” ucap Makroen.
Tidak hanya di dalam media mainstream televisi, Makroen pun memberikan pandangannya dalam ranah media digital. Menurutnya, tampilnya Islam moderat sebagai arus utama keislaman masih kalah jika dibandingkan Islam non arus utama dalam ranah virtual, sehingga Islam non arus utama lebih mendominasi.
“Media sebagai saluran harus memfasilitasi jumlah, isi, arah, dan pesan dalam menampilkan wajah agama. Ini akan mengubah representasi agama di mata masyarakat,” ungkap Makroen.
Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jumat melalui kanal Youtube “Convey Indonesia”. Selain Makroen, hadir pula Prof. Jamhari Makruf (Team Leader Convey Indonesia) sebagai moderator dan narasumber lainnya yaitu Ed Sepsha (Jurnalis Kyodo News), Savic Ali (Direktur NU Online dan Islami.co), dan Muhammad Hanifuddin (Pemimpin Redaksi Buletin Jumat Muslim Muda Indonesia).
Penulis: Andita Putri Ghassani
Editor: Zhella Apriesta