Jakarta, PPIM – Pengamat Politik, Burhanuddin Muhtadi, menemukan adanya keterkaitan penggunaan isu politik identitas dengan peningkatan praktik intoleransi di Indonesia. Ia menyebut momentum Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 mendukung temuan itu secara nasional.
“Agama dipercaya dapat memengaruhi perilaku pemilih dan berkorelasi signifikan antara afiliasi keagamaan dengan dukungan yang didapat,” tandas Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia ini.
Burhan menyebut politik identitas justru marak terjadi di daerah kabupaten dan kota yang latar belakang masyarakatnya cenderung lebih heterogen. Hal ini tentu saja mendorong meningkatnya intoleransi di daerah-daerah tersebut. Ini terjadi, menurut Burhan, karena adanya mobilisasi yang masif dan dimulai saat momentum-momentum politis.
“Sebelum ada pilkada hubungan itu baik-baik saja namun setelah ada pilkada maka sentimen mobilisasi itu diatur sedemikian rupa sehingga ada persoalan dugaan memilih terhadap calon didasarkan kepada agama, etnis dengan pemilih,” ujar Dosen FISIP UIN Jakarta ini
Webinar Moderasi Beragama ini dilaksanakan setiap Jumat melalui kanal Youtube “Convey Indonesia”. Selain Burhan, diskusi yang dimoderatori oleh Team Leader Convey Indonesia, Jamhari Makruf, ini dihadiri juga oleh narasumber lainnya yaitu Sirojuddin Arif, Ph.D (Peneliti Survei Nasional Partai Politik PPIM UIN Jakarta).
Penulis: Andita Putri Ghassani
Editor: Zhella Apriesta, M. Nida Fadlan