PPIM, Jakarta – Tidak banyak pegiat budaya yang mampu menggerakkan generasi milenial dalam aktivitas pelestarian budaya Nusantara. Wiwin Indiarti adalah salah satunya. Dia menggagas terbentuknya komunitas Mocoan Lontar Yusup Milenial di Banyuwangi, Jawa Timur.
“Ini adalah ritual tradisi berbasis manuskrip kuno yang paling hidup di Banyuwangi. Secara rutin kami menembangkan manuskrip Lontar Yusup semalam suntuk,” ungkap Wiwin dalam “Webinar Series on Indonesian Digitised Manuscripts” bertema “Digitalisasi, Mendampingi Masyarakat Merawat Manuskrip Nusantara” yang diselenggarakan oleh PPIM UIN Jakarta melalui program DREAMSEA dan kerja sama dengan Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa), Rabu (16/12).
Untuk melestarikan tradisi ini, Dosen Universitas PGRI Banyuwangi ini memadukan generasi milenial ini dengan para generasi sepuh khususnya para pemilik manuskrip Lontar Yusup. Dari rutinitas pembacaan manuskrip ini, tradisi-tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakat suku Osing Banyuwangi di masa lampau pun kembali hidup. Salah satunya adalah dengan menyediakan makanan-makanan khas setempat.
Hal ini seperti yang dilakukan pada 2019 lalu, saat Wiwin mengundang DREAMSEA untuk membantu pelestarian manuskrip milik 10 orang masyarakat adat Osing Banyuwangi. Sebelum pelaksanaan digitalisasi, kedua generasi ini menyelenggarakan ritual selamatan agar proses digitalisasi berlangsung lancar, hasilnya baik, dan direstui leluhur.
“Kami mengadakan selamatan sederhana dengan membuat tumpeng serakat, dengan harapan agar tidak ada permasalahan saat pelaksanaan, sego golong Agar tim fokus pada pekerjaan, juga membuat jenang abang (bubur merah), yaitu cara paling purba di Banyuwangi yang harus selalu ada,” ucap penerima penghargaan Pelopor Pelestari Kebudayaan dari Universitas Gadjah Mada tahun 2020 ini.
Atas upayanya itu, tahun 2019 tradisi Mocoan Lontar Yusup di Banyuwangi berhasil tercatat sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Nasional. Selain itu, dengan pendekatan yang baik kepada Perpustakaan Daerah, pada tahun 2021 akan disediakan anggaran untuk akuisisi naskah dari masyarakat, juga untuk melakukan kajian transliterasi dan penerjemahan naskah-naskah Banyuwangi.
Webinar Manuskrip Digital adalah diskusi bulanan yang disiarkan langsung melalui kanal Youtube “DREAMSEA Manuscripts”. Selain Wiwin, diskusi seri kedua yang dimoderatori oleh Muhammad Nida Fadlan (Data Manager DREAMSEA) ini dihadiri juga oleh Dr. Pramono (Sekretaris Umum Manassa) dan Ki Tarka Sutarahardja (Budayawan Indramayu) sebagai narasumber.
Penulis: Ilham Nurwansah
Editor: M. Nida Fadlan