Dapatkan Segera Buku & Hasil Penelitian PPIM UIN Jakarta Download Sekarang

Seminar & Launching “Wikisource Loves Manuscripts: Digitalisasi Manuskrip untuk Penguatan Infrastruktur Riset dan Keterlibatan Komunitas”

Share this post

Seminar & Launching “Wikisource Loves Manuscripts: Digitalisasi Manuskrip untuk Penguatan Infrastruktur Riset dan Keterlibatan Komunitas”

Jakarta – Indonesia memiliki kekayaan berupa khazanah intelektual yang terkandung dalam artefak-artefak kebudayaan, khususnya manuskrip. Beragam informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalamnya tetap relevan untuk kehidupan saat ini. Namun, kondisi manuskrip-manuskrip tersebut berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan. Tidak hanya aspek fisik yang berada dalam keadaan rentan, melainkan juga teks-teks manuskrip tersebut juga tidak mudah untuk diakses dan dibaca oleh semua kalangan masyarakat.

Bertepatan dengan Hari Bahasa Ibu Internasional (21/2), Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta bekerjasama dengan Wikimedia Indonesia dalam upaya memudahkan akses teks-teks manuskrip Indonesia, meluncurkan proyek Wikisource Loves Manuscripts (WILMA). Melalui proyek ini, 20.000 halaman teks manuskrip berbahasa daerah yang tersebar di Jawa, Sumatera, dan Bali nantinya akan didigitalkan, disalin, dan dibagikan dalam lisensi gratis Wikisource. Selain itu, teks-teks manuskrip tersebut akan disertakan dengan contoh transkripsi teks. Hal ini dilakukan guna dapat mengenali dan mengoreksi manuskrip secara akurat menggunakan teknologi mesin OCR (Optical Character Recognition) yang sedang dikembangkan. Juga tentunya akan memudahkan masyarakat dalam digitalisasi teks manuskrip dengan skala besar. “PPIM berupaya mendorong digitalisasi naskah ke khalayak yang lebih luas melalui Wikisource Loves Manuscripts. Di mana akan lebih banyak masyarakat yang terlibat dalam pemanfaatan citra naskah digital menjadi teks digital yang dapat diolah lebih lanjut, untuk mendukung pengembangan infrastruktur dan sumber daya penelitian kebudayaan”, ungkap Ismatu Ropi, Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta.

Oman Fathurahman—Guru Besar Filologi sekaligus Principal Investigator dari proyek ini menuturkan, ada tiga poin utama dalam proyek WILMA:

  1. Era Kolaborasi, dunia filologi bukan lagi jalan sepi dan sunyi, melainkan dapat diramaikan dengan kolaborasi berbagai pihak dan bidang yang sekiranya 20 tahun lalu tidak terpikirkan dapat bersinergi.
  2. Hidup baru filologi, kerja filolog akan jauh lebih mudah karena kerja utama berupa transliterasi dan transkripsi naskah telah dibantu oleh transcribus tools dari WILMA. Dengan demikian, filolog dapat mengembangkan sayapnya untuk mengkaji disiplin ilmu lain yang dapat diterapkan berdasarkan data-data dari manuskrip.
  3. Peran aktif komunitas, karena komunitas adalah garda terdepan untuk meluaskan program WILMA agar masyarakat luas dapat mengakses dan menggunakannya. Melalui komunitas yang diisi oleh anak-anak muda, WILMA dapat terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan kemajuan teknologi.

Acara peresmian proyek WILMA yang dilaksanakan dalam format seminar di Perpustakaan Nasional RI ini berlangsung lancar walaupun hujan sempat mengguyur kawasan Jakarta dan sekitarnya. Lebih dari 80 peserta yang terdiri dari pustakawan, akademisi, lembaga internasional, serta komunitas relawan Wikimedia dan Wikisource Indonesia, terlihat aktif dalam diskusi langkah proyek ke depannya. Komunitas Jangkah Nusantara melalui Hannan Asrowi Efflina Lailufa, atau yg akrab disapa Efflin mengungkapkan semangat kontribusi mereka dalam mendigitalkan teks-teks manuskrip koleksi masyarakat D.I. Yogyakarta.

Awalnya, proyek WILMA ini terinspirasi dari inisiatif komunitas Wikimedia Bali dalam membangun WikiPustaka—perpustakaan digital manuskrip berbahasa Bali yang dijalankan pada perangkat lunak Wikisource. Lebih dari 3.000 teks yang relevan secara budaya dikatalogkan dalam publikasi ilmiah dengan akses terbuka dan ditranskripsi di Wikisource sehingga dapat dirujuk dalam penelitian dan digunakan di proyek Wikimedia lainnya. “Banyak pemilik manuskrip di Bali yang tidak memiliki katalog untuk koleksi manuskripnya. Melalui proyek ini, saya dapat membantu masyarakat Bali dalam melestarikan data manuskrip mereka pada platform digital, dan saya memiliki kesempatan untuk belajar dan membuat metadata manuskrip, mengetik ulang dan mengoreksi manuskrip,” ungkap Dewa Ayu Carma Citrawati, kontributor Wikimedia yang mempelopori proyek WikiPustaka. “Manfaatnya ditujukan untuk masyarakat Bali secara umum; sementara itu, peneliti dapat mengakses data yang dikumpulkan ke dalam satu platform digital.”

Wikimedia foundation sebagai pendukung penuh proyek ini, melalui Satdeep Gill menambahkan, “Proyek ini mendukung kegiatan pendidikan multibahasa yang menjadi tema Hari Bahasa Ibu Internasional tahun ini. Wikisource Loves Manuscripts sejalan erat dengan upaya Wikimedia Foundation untuk meningkatkan akses digital ke sumber yang andal dan relevan secara lokal yang sangat penting untuk proyek Wikipedia dan Wikimedia, serta internet yang lebih luas”. UNESCO Jakarta pun akan mendukung proyek ini dengan keahlian digitalisasinya dan koneksi dengan institusi Indonesia yang relevan.

Selanjutnya proyek WILMA dapat diakses di https://meta.wikimedia.org/wiki/Wikisource_Loves_Manuscripts

 

(ZA)