Padang – PPIM, Wikisource Loves Manuscripts atau disingkat WILMA kembali melaksanakan kegiatan Proofread a Thons atau kegiatan penyalinan teks-teks Melayu di Kota Padang, Sumatera Barat pada Selasa, (30/7). Kegiatan tersebut merupakan kali ketiga WILMA menyelenggarakan misi penyelamatan naskah setelah sebelumnya digelar di Deanpasar Bali, dan Kota Yogyakarta.
WILMA sendiri merupakan program digitalisasi manuskrip koleksi perorangan maupun lembaga di Indonesia yang mengusung semangat Open Knowledge. Program ini merupakan kolaborasi antara Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, dan Wikimedia Foundation dengan melibatkan media partner Tempo. Fokus program ini yakni menjaga keragaman tradisi, dan kearifan lokal, serta sejarah bangsa dengan mendigitalkan manuskrip berharga di tiga wilayah yaitu, Bali, Yogyakarta, dan Sumatera Barat.
Selama di Kota Padang, kegiatan Proofread a Thons tersebut diikuti oleh peserta umum, yang memiliki minat tinggi pada manuskrip, tanpa mensyaratkan kemampuan Bahasa Melayu dan Minang. Sebelum melaksanakan Proofread a Thons, WILMA bersama peserta berhasil mendigitalisasi manuskrip langka koleksi Syekh Abdul Latif Syukur, seorang ulama ternama yang juga terkenal sebagai seorang pecinta kuliner. Manuskrip-manuskrip langka tersebut berisi tentang kuliner dan keagamaan, yang ditulis dalam Bahasa Melayu dengan aksara Jawi.
“Syekh Abdul Latif Syakur merupakan murid langsung Syekh Ahmad Khatib Al-Minangkabauwi, dan keberadaan manuskrip ini sangat penting untuk memahami sejarah dan kebudayaan Minangkabau.” Ujar Pramono, Ketua Tim Digitalisasi di Sumatera Barat.
Hasil dari digitalisasi tersebut berupa foto manuskrip dan metadata yang diunggah ke situs Wikimedia Commons dan Wikidata, tempat yang menjadi rumah bagi kumpulan beragam konten manuskrip yang dapat diakses secara bebas. Proses digitalisasi tersebut melibatkan kolaborasi dari berbagai pihak, di antaranya: Masyarakat Pernaskahan Nusantara (Manassa) Sumatera Barat, Lembaga Surau Intellectual for Conservation (SURI), dan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Andalas, serta kolega-kolega Wikimedia Sumatera Barat.
Kegiatan Proofread a Thons ini menjadi langkah wal bagi public untuk mengakses dan memanfaatkan khazanah kuliner, dan keilmuan Minang di era digital.
“Sekitar 50 bundel manuskrip koleksi Syekh Abdul Latif Syakur akan disalin oleh peserta dalam kegiatan ini. Menariknya, metode input aksara Jawi saat ini telah tersedia di Wikisource dengan memilih huruf Arab dan Arab Tambahan. Sebagian besar peserta kegiatan ini sudah bisa mengetik menggunakan aksara Arab karena mereka cukup familiar dan masih digunakan dalam pengetikan sehari-hari, meskipun sebagian peserta belum terbiasa” ungkap Ilham Nurwansyah, Koordinator Program WILMA
Sejak 30 Juli 2023, para peserta dengan penuh antusias memelajari cara penyalinan teks dengan menggunakan metode input aksara Jawi di situs Wikisource. Meksipun sebagain besar peserta tidak mahir Bahasa Arab dan Minang, Ilham dengan sabar memandu mereka yang masih terbiasa dengan aksara Latin.
Hasil dari Proofread a Thons ini akan terus menjadi bagian dari jejak sejarah Minang yang dapat diakses oleh generasi sekarang, maupun yang akan datang. Hal ini tentu menjadi harapan besar bagi perkembagan ilmu pengetahuan dan kebudayaan di berbagai disiplin. Khazanah kuliner, dan keilmuan Minang akan menjadi sumber inspirasi dan peluang kajian yang luas bagi para peneliti, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Melalui semangat keterbukaan pengetahuan (Open Knowledge), WILMA akan terus melanjutkan kegiatan-kegiatan serupa dengan melibatkan lebih banyak mahasiswa, dan peserta umum. Proses digitalisasi Proofread a Thons akan berlanjut hingga seluruh 50 bundel manuskrip Syekh Abdul Latif Syukur selesai disalin, dan siap untuk dipelajari dan dinikmati oleh semua kalangan.
LS/TR