Indramayu – PPIM, Indramayu memiliki tradisi dan kekayaan manuskrip yang amat beragam. Di sisi lain, aktivitas budaya dan artefak-artefaknya itu terancam kepunahan. Berbagai faktor mulai dari kurangnya sumber daya di bidang pelestarian budaya, konflik horizontal, hingga kondisi iklim turut mempercepat kerusakannya.
Oleh karena itu, Yayasan Surya Pringga Dermayu menginisiasi kerja sama dengan PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui program DREAMSEA (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia) untuk menyelamatkan manuskrip-manuskrip di Indramayu pada Kamis, 20 Juli 2023.
“Kami acap kali mendapatkan amanah dari masyarakat Indramayu yang belum mempunyai kapasitas di bidang manuskrip untuk menyelamatkan koleksinya.” Tutur Sri Tanjung Sugiarti Tarka. “Oleh karena itu upaya kolaborasi dengan PPIM UIN Jakarta melalui program Dreamsea amat membantu kami menjalankan amanat ini.” Ujar Ketua Yayasan Surya Pringga Dermayu itu.
Di sisi lain, Kepala Desa Krasak, Khairul Isma Arif, mengungkap awal mula koleksi manuskrip itu ditemukan. “Pada awalnya, kami berupaya mengungkap berbagai temuan-temuan benda bersejarah di Desa Krasak. Kami pun menelusuri petunjuk-petunjuk para tetua desa setempat. Namun, salah seorang Lebé (penghulu) menunjukkan kepada kami benda-benda pusaka yang dibungkus dengan kain putih yang ternyata berisi manuskrip-manuskrip catatan desa kami yang amat berharga.”
Program DREAMSEA di Indramayu dimulai pada 20 Juli 2023 dan berakhir 2 Agustus 2023. “Program ini mengupayakan preservasi manuskrip mulai dari pembersihan, alih media manuskrip ke dalam format digital, hingga pendampingan fasilitas pendukung untuk koleksi manuskrip yang telah didigitalisasi.” Ungkap Rahmatia, Academic Expert Program Dreamsea Indramayu.
“Saat ini, koleksi manuskrip yang berupaya kami selamatkan diantaranya koleksi manuskrip yang berisi catatan-catatan penting Desa Krasak Kecamatan Jatibarang, Indramayu sebanyak tiga dus. Selain itu, ada juga manuskrip Babad Dermayu yang berasal dari Desa Kroya dan berbagai salinan manuskrip Keislaman abad ke-19.” Ungkap Sri.
“Program yang digagas PPIM UIN Jakarta bekerja sama dengan CSMC Universität Hamburg, Jerman ini pada dasarnya selain program pelestarian, juga merupakan program pendampingan kepada masyarakat untuk bersama-sama melestarikan koleksi manuskripnya demi pengembangan ilmu pengetahuan.” Ujar Abdullah Maulani, Data Manager Dreamsea. “Oleh karena itu, program Dreamsea memastikan manuskrip-manuskrip yang telah didigitalisasi akan dibuka akses seluas-luasnya melalui repositori website Dreamsea.” Lanjut pria yang juga seorang Dosen UIN Syarif Hidayatullah itu.
Kegiatan digitalisasi ini turut diapresiasi oleh Pemerintah Kabupaten Indramayu melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan. “Kami atas nama Pemerintah Kabupaten Indramayu turut mengucapkan terima kasih kepada PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Yayasan Surya Pringga Dermayu, dan khususnya Pemerintah Desa Krasak yang berupaya menyelamatkan manuskrip-manuskrip warisan leluhur kita sesuai dengan amanat Undang-Undang No. 5 Tahun 2017. Hal ini menunjukkan kepada kita semua bahwa pelestarian kebudayaan harus senantiasa dilakukan secara sinergis melibatkan semua pihak agar tujuan utamanya tercapai.” Ujar Uum Umiyati, Kepala Bidang Kebudayaan Pemerintah Kabupaten Indramayu.
AM/TR