Yogyakarta – PPIM, “Kami sangat senang karena anak-anak muda di Yogyakarta interest terhadap naskah kuno, bahkan ada yang dari siswa Sekolah Menengah Atas (SMA)” ucap Sakti Pramudya, di Balai Bahasa DIY pada Kamis (9/11).
Pernyataan Senior Partnership Manager Wikimedia Foundation tersebut disampaikan pada kegiatan workshop dan transkripsi manuskrip Babad Diponegoro yang digelar oleh Pusat Pengkajian Islam Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta, bekerjasama dengan UNESCO dan Wikimedia Foundation melalui program Wikisource Loves Manuscripts (WILMA).
Sekitar 30 anak muda terlihat antusias mengikuti kegiatan workshop dan transkripsi ini. Peserta didominasi oleh mahasiswa dari Universitas Gadjah Mada, selanjutnya Komunitas Aksara Jawa Sega Jabung, UIN Sunan Kalijaga, Universitas Negeri Yogyakarta, Ruang Arsip dan Sejarah (RUAS) Perempuan Indonesia, sanggar bahasa, Komunitas Jangkah, SMA N 1 Yogyakarta, serta MAN 1 Bantul. Diantara peserta yang hadir, 55,2% peserta berjenis kelamin perempuan dan 44,8% peserta laki-laki. Hal ini memperlihatkan bahwa manuskrip tidak hanya diminati oleh kalangan laki-laki saja, tapi juga perempuan.
Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini yaitu dalam rangka menarik anak muda untuk lebih mengenal dan menyukai manuskrip-manuskrip Nusantara. PPIM UIN Jakarta berharap dengan adanya kegiatan workshop dan transkripsi ini, anak muda dari berbagai sekolah, universitas, dan komunitas di Indonesia dapat berkontribusi bagi perkembangan dunia naskah kuno terutama pada platform Wikisource.
Selain itu, kegiatan ini merupakan bagian dari program WILMA yang sudah berjalan sejak September 2022 hingga November 2023. Sebelumnya program WILMA sendiri telah mendigitalisasi sekitar 28 ribu lembar manuskrip dari tiga wilayah yaitu Sumatera Barat, Yogyakarta, dan Bali. Namun demikian, selama proses transkripsi, dan penyelamatan naskah-nasakah kuno dilakukan, memerlukan waktu yang relatif cukup panjang, karena ada pendekatan khusus. “Kami mengikuti kearifan lokal yang ada di masyarakat setempat, seperti do’a bersama sebelum melakukan membuka naskah dan mendigitalisasikannya,” terang Lilis, peneliti PPIM UIN Jakarta.
Pemilihan manuskrip Babad Diponegoro dalam transkripsi kali ini dikarenakan Babad Diponegoro merupakan salah satu naskah populer di Indonesia yang memiliki signifikansi historis bagi bangsa Indonesia. Mengingat Babad Diponegoro berisikan catatan komprehensif tentang kehidupan dan perilaku Pangeran Diponegoro, seorang Pahlawan Nasional yang memimpin perlawanan terhadap kekuasaan Kolonial Belanda di tanah Jawa. Jika ditelusuri lebih jauh, Babad Diponegoro juga ditulis secara pribadi oleh Pangeran Diponegoro dan telah mendapatkan pengakuan sebagai bagian dari Memory of The World (MOW) oleh UNESCO sejak 21 Juni 2013, yang dinominasikan oleh Indonesia.
Penulis: Zhella Apriesta
Editor: Tati Rohayati