Dapatkan Segera Buku & Hasil Penelitian PPIM UIN Jakarta Download Sekarang

PPIM UIN Jakarta Selenggarakan Kegiatan Diseminasi dan Pemetaan Kajian Manuskrip Digital Asia Tenggara


Jakarta – PPIM, Dreamsea (Digital Repository of Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia) melaksanakan kegiatan seminar dan kolokium Dreamsea Student Research (DSR) 2023 di Gedung IV Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia (UI) pada Senin-Selasa (11-12/12)

Kegiatan tersebut merupakan kolaborasi antara Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta dengan Laboratorium Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI. Tujuan diseminasi tersebut adalah untuk mendiskusikan potensi kajian dan pemanfaatan manuskrip digital, khususnya manuskrip yang terdapat dalam database online Dreamsea, dan menjalin kerjasama serta kolaborasi dalam melakukan diseminasi dan pemetaan potensi kajian manuskrip digital untuk perkembangan penelitian dan integrasi keilmuan.

Selama dua hari penuh, para peneliti DSR dan mahasiswa pascasarjana FIB UI menyajikan paparan mengenai temuan-temuan hasil kajian atas manuskrip-manuskrip Asia Tenggara yang tersimpan dalam database online Dreamsea atau Dreamsea Repository.

“Dreamsea hadir untuk mendorong lahirnya pendekatan, teori, metode, atau “trend” baru terkait kajian manuskrip Nusantara”, ungkap Oman Fathurahman, Principal Investigator Dreamsea dalam sesi pembukaan sebagai pembicara kunci kegiatan ini.

(Oman Fathurahman saat menyampaikan materi sebagai pembicara kunci)

Di hari pertama, kegiatan diawali dengan pembukaan dan sesi seminar. Sesi ini menghadirkan tiga orang narasumber, yaitu Peter Carey (Sejarawan dan Profesor kehormatan di Program Studi Ilmu Sejarah FIB UI), Tommy Christomy (filolog dan dosen FIB UI), dan Alan Darmawan (Postdoctoral Fellow SOAS, London). Seminar tersebut berfokus pada topik utama “Manuskrip dan Realitas Budaya Nusantara” untuk menyoal bagaimana konteks manuskrip dalam kenyataan sehari-hari masyarakat Nusantara.

“Living manuscripts adalah praktik memelihara dan membangun korpus pengetahuan secara kolaboratif dalam berbagai bidang”, ungkap Tommy Christommy, Ph.D, filolog dan dosen pengajar FIB UI.

(Sesi panel presentasi mahasiswa pascasarjana FIB UI)

Selanjutnya, sesi panel presentasi peneliti juga diselenggarakan dalam kegiatan ini. Sesi panel presentasi ini dimaksudkan sebagai forum untuk mendiskusikan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti DSR 2023 dan mahasiswa pascasarjana Ilmu Susastra FIB UI untuk berdiskusi, mendapatkan saran, dan kritik dari para pembahas (para pakar manuskrip) agar dapat menghasilkan karya atau artikel ilmiah bermutu berbasis manuskrip Nusantara. Sesi panel ini dilaksanakan pada sore hari Senin dan Selasa pagi. Masing-masing peserta kolokium dibagi ke dalam dua sesi panel yang bersifat paralel. Mereka menyajikan dan mendiskusikan hasil temuan bersama dengan para kolega dan pembahas.

Seminar kedua, Selasa, (12/12), semua peserta berkumpul kembali di ruang Auditorium Gedung IV FIB UI dan bersiap melaksanakan seminar kedua. Seminar kedua berfokus pada topik “Melihat Nusantara melalui Manuskrip Digital”, mengulas tentang manuskrip digital dan bagaimana upaya pemanfaatannya pada masa kini. Saat ini, manuskrip digital semakin banyak diproduksi seiring berkembangnya teknologi digital, sehingga hal ini semakin membuka peluang dan mempermudah akses terhadap manuskrip-manuskrip digital.

“Edisi teks digital bukan hanya memindahkan format tercetak ke dalam format digital, tetapi menyesuaikan cara kerja digital dan komunitasnya dengan edisi teks digital,” kata Aditia Gunawan, filolog sekaligus pustakawan Perpustakaan Nasional RI. Ia berpendapat bahwa masih diperlukan kolaborasi antara filolog dan ahli IT dan pemrograman. Selain itu, diperlukan transfer pengetahuan kepada mahasiswa-mahasiswa filologi tentang perangkat-perangkat edisi digital pada khususnya dan digital humanities pada umumnya.

(Sesi foto bersama antara peneliti, pembahas, dan tim Dreamsea)

Pada sesi penutup, Prof. Manneke Budiman, Kepala Departemen Susastra FIB UI menyampaikan hal terpenting dari kelanjutan digitalisasi adalah adanya keberlangsungan atau sustainability, yaitu bagaimana manuskrip setelah didigitalisasi ini menjadi digitisasi. Artinya, tidak berhenti hanya pada file digital saja, tetapi bertransformasi menjadi sebuah karya inovasi baru agar kearifan yang diperoleh dari manuskrip ini dapat bertahan dan berlangsung. “Oleh karena itu, ke depannya, perlu adanya kolaborasi dan ekosistem yang diperlukan untuk melakukan sustainability terhadap manuskrip-manuskrip digital ini”, tegas Manneke Budiman.

Sebagai penyedia database manuskrip digital, Dreamsea berharap koleksi manuskrip digitalnya dapat diakses oleh khalayak yang lebih luas dan bermanfaat bagi kemajuan penelitian dan keilmuan pada masa mendatang. Oleh sebab itu, selain untuk mengenalkan koleksi manuskrip digital Dreamsea, seminar ini diharapkan juga dapat menggali dan menemukan potensi kajian dan pemanfaatan manuskrip digital di Asia Tenggara, khususnya bagi integrasi keilmuan di Indonesia.

 

Penulis: Lilis Shofiyanti

Editor: Tati Rohayati