Televisi, baik konvensional maupun non-konvensional, masih menjadi sumber pengetahuan agama utama bagi masyarakat Indonesia. Program-program religi di layar kaca menghadirkan beragam pemahaman keagamaan, dan perkembangan teknologi turut melahirkan media audio visual baru yang meramaikan dakwah di dunia maya.
Penelitian berjudul “Wajah Agama di TV Indonesia: Karakter Program dan Narasi Keagamaan” pada tahun 2019 yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menguak potret menarik tentang bagaimana agama dikemas dan dinarasikan di televisi.
Narasi Keagamaan di Bulan Ramadhan dan Non-Ramadhan
Pada bulan Ramadhan, religiusitas masyarakat meningkat, mendorong maraknya program keagamaan di TV. Momen ini menjadi kesempatan untuk meningkatkan kapasitas keagamaan dan kembali ke fitrah. Ibadah dan akhlak menjadi fokus utama narasi keagamaan, baik di bulan Ramadhan maupun non-Ramadhan.
Tren menarik ditemukan dalam penelitian ini. Narasi dosa terlihat paling mendominasi di kedua kategori program keagamaan, diikuti narasi surga, pahala, haram, halal, dan neraka. Hal ini menunjukkan penekanan pada anjuran untuk meninggalkan dosa dan haram lebih kuat daripada narasi pahala dan halal.
Ketiadaan Isu Krisis Ekologi
Yang disayangkan, hasil penelitian menunjukkan belum populernya isu krisis ekologi berbasis keagamaan di media konvensional maupun nonkonvensional. Padahal, isu ini merupakan masalah yang mengancam kehidupan manusia secara global.
PPIM UIN Jakarta melalui proyek Religious Environmentalism Actions (REACT) di tahun 2023, mencoba mengarusutamakan isu krisis ekologi dalam wacana agama. Upaya ini penting untuk mendorong refleksi diri tentang hubungan manusia dengan alam.
Bulan Ramadhan, selain sebagai momen meningkatkan ibadah, juga bisa menjadi kesempatan untuk merefleksikan perlakuan manusia terhadap alam. Ajaran menahan diri di bulan Ramadhan dapat diinterpretasikan sebagai latihan untuk menahan diri dalam mengeksploitasi alam di luar bulan Ramadhan.
Baca Juga: Bagaimana Wajah Islam di Televisi? Ini Hasil Penelitian PPIM
Potret agama di televisi Indonesia menunjukkan dominasi narasi ibadah, akhlak, dosa, dan haram. Di sisi lain, isu krisis ekologi yang krusial masih belum mendapat perhatian yang cukup. Diperlukan upaya kolektif dari berbagai pihak untuk menghadirkan narasi keagamaan yang lebih seimbang dan mendorong aksi nyata untuk menjaga kelestarian alam.
Sumber: https://ppim.uinjkt.ac.id/2021/05/27/bagaimana-wajah-islam-di-televisi-ini-hasil-penelitian-ppim/