Jakarta (24/07) – “Umat semestinya proaktif dan bersinergi dalam memuliakan bumi ini, bertindak karena kewajiban agama, lillahi, bukan sebatas karena komitmen banyak pihak,” ucap Dr. Agus Sulaiman Djamil di Hotel Ashley, Wahid Hasyim, Jakarta pada Rabu (24/07).
Pernyataan tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Muhammadiyah Climate Center dalam launching hasil survei nasional berjudul “Green Islam Setengah Hati? Potret Muslim Ramah Lingkungan di Indonesia”. Launching tersebut merupakan kerjasama antara Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat dengan Kerajaan Besar Belanda (Kingdom of the Netherlands) dalam proyek Religious Environmentalism Actions (REACT).
Djamil menyoroti temuan survei PPIM UIN Jakarta bahwa, hampir 70% Muslim Indonesia sangat setuju bahwa perubahan iklim disebabkan oleh kegiatan ekonomi seperti perkebunan sawit dan pertambangan. Kondisi ini menurut Jamil perlu mendapat perhatian, meski banyak komunitas keagamaan telah aktif bergerak di isu lingkungan, namun permasalahan lingkungan terus terjadi.
“Indonesia dalam situasi dan posisi sangat istimewa sekaligus kritis dalam masalah iklim dunia ini” ujar Djamil, Wakil Ketua Majelis Lingkungan Hidup PP Muhammadiyah
Selain pertambangan dan sawit, menurut Djamil, penulis buku Islam dan Lautan ini, menjelaskan penyebab kerusakan lingkungan lainnya yaitu karbon.
“Terkait penyebab perubahan iklim, selain petambangan juga disebabkan karena karbon”, ucap Djamil
Meski demikian, lanjut Djamil, temuan lain yang cukup mengkhawatirkan yakni, bahwa masyarakat Indonesia cenderung memiliki pandangan antroposentrisme.
Oleh karenanya, Djamil turut mengajak seluruh masyarakat Muslim Indonesia untuk bersinergi satu sama lain dalam merawat bumi sebagaimana tugas manusia sebagai khalifah di bumi. Bagaimana upaya yang tengah dilakukan oleh Muhammadiyah dengan berdirinya Muhammadiyah Climate Center (MCC).
“Kita semua harus terus bergerak, explore, mengamati dan tepat dalam mengambil langkah-langkah memuliakan dan merawat bumi ini, sekecil apapun,” tutup Djamil di akhir sesiSelain Agus Djamil, peluncuran Survei Nasional REACT yang dipresentasikan Iim Halimatusa’diyah, Koordinator Survei Nasional REACT, turut hadir pula sejumlah pembicara antara lain, Ketua PBNU Ulil Abshar Abdalla, Aktivis Lingkungan Hening Parlan, serta Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Bappenas Amich Alhumami. Selain para pemerhati lingkungan, perwakilan dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Maresa Oosterman, juga turut hadir dalam kegiatan ini.