Jakarta (24/07) – Andri N.R Mardiah, Ph.D, Direktur Pendidikan Tinggi dan IPTEK Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia (Kementerian PPN/Bappenas), menegaskan pentingnya fokus pada pembangunan kualitas manusia melalui pendidikan agar cakap literasi lingkungan karena manusia adalah bagian dari lingkungan. Pernyataan ini disampaikan dalam acara rilis hasil survei nasional REACT (Religious Environmentalism Actions) terhadap 3,397 responden berusia 15 tahun ke atas dari seluruh provinsi di Indonesia tentang pengetahuan, sikap, dan perilaku Muslim Indonesia terhadap lingkungan dan perubahan iklim, Rabu (24/7).
“Memahami alam dimulai dengan memahami apa yang dekat dengan diri kita,” kata Andri dalam paparannya. “Perlu untuk menanamkan pendidikan yang menekankan pemahaman keberadaan manusia dalam lingkungan. Manusia tak terpisah dari lingkungan sehingga merusak lingkungan sama dengan merusak diri sendiri” tambahnya.
Menurut Andri, pendidikan yang baik harus membekali peserta didik dengan literasi lingkungan. Keterampilan ini merujuk pada pemahaman, keterampilan, dan motivasi individu untuk membuat keputusan bertanggung jawab dengan mempertimbangkan alam, komunitas, dan generasi mendatang. Selain itu, literasi lingkungan melalui pendidikan bukan hanya dilakukan di ruang kelas tapi juga bisa ditanamkan melalui aktivitas pengenalan dasar terhadap lingkungan. Misalnya ketertarikan sebagai penikmat alam dapat kemudian ditingkatkan menjadi pecinta hingga aktivis alam.
“Riset ini in line dengan apa yang sudah dicanangkan pemerintah,” ujarnya. Lebih jauh ia menjelaskan fokus pemerintah pada pendidikan untuk pembangunan berkelanjutan. Dalam peta jalan SDGs Indonesia menuju 2030, pemerintah bertujuan menjamin bahwa masyarakat di mana pun memiliki informasi yang relevan dan kesadaran terhadap pembangunan berkelanjutan dan gaya hidup yang selaras dengan alam pada tahun 2030.
“Pendidikan anak-anak harus terhubung dengan alam untuk mendorong sifat berbudi luhur seperti kepedulian terhadap lingkungan,” pungkasnya di akhir tanggapannya pada hasil temuan Survei Nasional REACT.
Peluncuran Survei Nasional REACT ini juga dihadiri oleh sejumlah pembicara, termasuk Ketua PBNU K.H. Ulil Abshar Abdalla, Direktur Eksekutif Muhammadiyah Climate Center Agus Djamil, dan Aktivis Lingkungan Hening Parlan. Selain para aktivis, peneliti dan pemerhati lingkungan, LSM serta organisasi keagamaan, perwakilan dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, Maresa Oosterman, juga turut hadir dalam kegiatan ini.