Dapatkan Segera Buku & Hasil Penelitian PPIM UIN Jakarta Download Sekarang

Hibah Digital Naskah Kuno Nusantara dari DREAMSEA untuk Perpusnas


Jakarta (08/08) – Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) resmi menerima hibah digital naskah kuno Nusantara dari DREAMSEA (Digital Repository Endangered and Affected Manuscripts in Southeast Asia), sebuah program pelestarian manuskrip di wilayah Asia Tenggara yang dilakukan oleh Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Jakarta, Indonesia, bekerjasama dengan Centre for the Study of Manuscripts Culture (CSMC), Universitas Hamburg, Jerman. Penyerahan tersebut dilakukan di Gedung Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta Pusat, dalam acara bertema “Kerja Bersama Menuju Pengarusutamaan Naskah Nusantara”.

Penyerahan hibah dilakukan oleh Principal Investigator DREAMSEA, Oman Fathurahman, kepada Plt Kepala Perpusnas E Aminudin Aziz. Hadir dalam acara ini berbagai tokoh penting, Lukman Hakim Saifuddin (Ketua Yayasan Ngariksa Budaya Indonesia) , Annabel Teh Gallop  (Filolog The British Library), serta Jan van der Putten dan Elsa Clave(Akademisi Hamburg University).

Dalam sambutannya, Lukman Hakim Saifuddin menyatakan bahwa masalah utama bangsa kita adalah bagaimana mengatasi ketercerabutan dari masa lalunya. “Selama ini kita menghadapi beragam persoalan baik sosial, ekonomi, politik, hingga agama namun seringkali kita kehilangan konteks dan terputus dari masa lalu,” ujarnya. “Pelestarian naskah merupakan ikhtiar bersama untuk menghadirkan masa lalu pada konteks kekinian dalam rangka menatap masa depan agar kita tidak terputus dari nilai dan keluhuran kearifan pendahulu kita dan kita tidak menjadi bangsa yang teralienasi dari sejarahnya sendiri,” pungkasnya.

E. Aminudin Aziz, Plt Kepala Perpusnas, mengungkapkan bahwa hibah ini sejalan dengan komitmen yang sudah dicanangkan oleh pemerintah. “Kami telah merumuskan tiga program utama, yaitu (1) Pengembangan budaya baca dan kecakapan literasi, (2) Pengarusutamaan naskah Nusantara, dan (3) Standardisasi dan akreditasi perpustakaan,” tuturnya. Ia juga menambahkan bahwa koleksi digital ini akan dikelola melalui aplikasi Khastara milik Perpusnas dan diharapkan dapat meningkatkan literasi publik.

Hibah ini terdiri dari 571,584 citra foto beresolusi tinggi dan 8,470 metadata terstruktur, yang merupakan hasil digitalisasi dari 8,570 manuskrip yang diperoleh dari 168 pemilik di 57 wilayah di Asia Tenggara. Proses digitalisasi dilakukan oleh tim DREAMSEA selama delapan tahun, dari 2018 hingga 2024.

Menurut Oman Fathurahman, proses digitalisasi ini melibatkan pemetaan keberadaan naskah kuno hingga ke berbagai peolosok negeri, mendapatkan izin dari pemilik manuskrip, serta memberikan pelatihan tentang perawatan naskah. “Penyerahan hasil pelestarian naskah kuno ini mohon dianggap sebagai preseden kolaborasi dan kepercayaan kami terhadap negara dan perpusnas untuk disebarluaskan kepada masyarakat luas,” ujar Oman, yang juga merupakan Guru Besar Filologi di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. “Program Dreamsea bukan hanya menyelamatkan naskah saja tapi juga keragaman kita,” tegasnya.

Annabel Teh Gallop juga menyatakan pentingnya kolaborasi antar berbagai pihak untuk melestarikan naskah. “Betapa pentingnya kerjasama karena hanya dengan kolaborasi, naskah kuno bisa menjadi lebih adil dan terbuka,” ujarnya.

Penulis: Aptiani N. Jannah