Tangerang Selatan (13/09)—Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan momen yang sangat berarti bagi umat Islam. Peringatan ini bukan sekadar refleksi spiritual, tetapi juga kesempatan untuk mengingatkan kembali misi utama Rasulullah yang membebaskan manusia dari kebodohan, membawa peradaban, dan menciptakan kesejahteraan di dunia dan akhirat. Nabi Muhammad, sebagai utusan Allah, memperbaiki perilaku manusia terhadap tiga aspek fundamental: hubungan dengan Sang Pencipta, sesama manusia, serta alam dan lingkungan.
Konsep Nabi Soal Kawasan Konservasi
Menurut Dr. Fachruddin Mangunjaya, Ketua Pusat Pengajian Islam Universitas Nasional (PPI-UNAS), Rasulullah SAW tidak hanya membawa ajaran mengenai akhlak dan hubungan sosial, tetapi juga prinsip-prinsip dasar dalam menjaga keseimbangan alam. Dalam dakwahnya, Nabi Muhammad memperkenalkan konsep hima, yaitu kawasan konservasi yang berfungsi melindungi habitat satwa dan tumbuh-tumbuhan. Beliau juga menganjurkan penanaman pohon dan menunjukkan kepada para sahabat pentingnya melindungi makhluk hidup. Pengajaran ini mencakup etika dalam berinteraksi dengan hewan, yang kemudian dikembangkan menjadi panduan oleh para fuqaha.
“Risalah Nabi ini sangat relevan bagi Indonesia. Dengan kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia, Indonesia memegang tanggung jawab besar dalam menjaga alam,” katanya dikutip dari Gelar Wicara Nabi Muhammad SAW Sebagai Teladan Dalam Menjaga Kelestarian Alam di Youtube Pusat Pengajian Islam (PPI) Universitas Nasional.
Fachruddin juga menekankan bahwa kehadiran satwa liar memiliki peran penting dalam menjaga ekosistem. “Satwa membantu proses-proses alami seperti penyerbukan dan penyebaran biji-bijian, yang belum dapat ditiru oleh teknologi manusia.”
Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang sempurna, baik dalam kepemimpinan, diplomasi, maupun interaksi sosial. Lebih dari itu, beliau juga merupakan teladan dalam menjaga lingkungan. Banyak kisah yang mencerminkan betapa Nabi memperhatikan alam dan mengajarkan umatnya untuk menghormati bumi sebagai amanah dari Allah.
Baca Juga: KLHK Soal Green Islam: Pemerintah Sejalan
Prinsip Pemuliaan Lingkungan Rasulullah
Menurut Adjat Sudrajat, penulis buku Kisah Rasulullah Muhammad S.A.W. (2020), Ada lima prinsip utama yang diajarkan Nabi terkait alam:
- Larangan mencemari lingkungan: Nabi melarang umatnya membuang kotoran di sumber air, di jalan, atau di bawah pohon, karena hal tersebut merusak alam dan mencemari kehidupan.
- Menjaga kebersihan dan keamanan di jalanan: Nabi menganjurkan untuk tidak duduk di pinggir jalan serta menjaga jalan agar tetap aman dan bebas dari bahaya.
- Kebersihan lingkungan: Nabi sangat peduli terhadap kebersihan, bahkan dalam hal kecil seperti tidak membuang ingus di tempat ibadah tanpa dibersihkan.
- Menanam pohon dan memulihkan lahan: Nabi mendorong umatnya untuk menanam pohon, karena setiap manfaat dari pohon, seperti buah yang dimakan atau daun yang dimakan hewan, akan menjadi pahala sedekah bagi penanamnya
- Menghemat air: Nabi mengajarkan pentingnya hemat air, bahkan dalam berwudu, meskipun di sungai yang mengalir.
Kelima prinsip ini mencerminkan betapa Nabi Muhammad SAW menekankan pentingnya menjaga hubungan baik dengan alam. Di tengah krisis iklim yang melanda dunia saat ini, teladan beliau sangat relevan. Jika kita mampu meneladani perilaku Nabi dalam menjaga lingkungan, kerusakan bumi dan pemanasan global bisa diminimalisasi.
Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW seharusnya tidak hanya menjadi momen perayaan, tetapi juga ajang untuk menghidupkan kembali teladan beliau dalam setiap aspek kehidupan, termasuk kepedulian terhadap alam yang telah Allah titipkan kepada kita.
Penulis: Irfan
Penyunting: Dadi Darmadi