Inovasi Lingkungan Komunitas Muslim Lokal: Dasar Penting bagi Kebijakan Nasional

inovasi lingkungan komunitas Muslim lokal

Afutami: Hasil Penelitian PPIM UIN Jakarta Jadi Fondasi Kebijakan Nasional

Jakarta, 11 Februari 2025 – Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta merilis hasil penelitian terbaru bertajuk “Inovasi Lingkungan Muslim Indonesia: Bagaimana Komunitas Lokal Berdaya?”. Peluncuran digelar di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, dihadiri tokoh kunci seperti Andhyta Firselly Utami (Think Policy), Prof. Suharko (UGM), Hening Parlan (GreenFaith Indonesia), serta akademisi dan aktivis lingkungan.

Penelitian ini mengungkap bagaimana komunitas Muslim lokal di Indonesia mengembangkan inovasi lingkungan berbasis partisipasi warga dan nilai keagamaan. Andhyta Firselly Utami (Afutami), Founder Think Policy Indonesia, menekankan bahwa temuan ini penting untuk kebijakan nasional.

Baca Juga: Menjawab Krisis Iklim: Bagaimana Komunitas Muslim Lokal Menggerakkan Inovasi Lingkungan 

Pentingnya Temuan Penelitian bagi Kebijakan Nasional

Menurut Afutami, tiga faktor utama dalam penelitian PPIM UIN Jakarta harus jadi perhatian pembuat kebijakan:

  1. Partisipasi warga dalam program lingkungan.
  2. Keterlibatan institusi agama sebagai penggerak moral.
  3. Peran inisiator lokal (aktivis, pemuda, perempuan) dalam perubahan sosial.

“Inovasi lingkungan berbasis komunitas, seperti pengelolaan sampah atau konservasi air, terbukti lebih tahan terhadap perubahan politik. Ini harus jadi model untuk replikasi di daerah lain,” tegas Afutami.

Afutami: Inovasi Lokal Kunci Keberlanjutan

Afutami menjelaskan bahwa aksi lingkungan top-down (dari pemerintah) rentan terhadap dinamika ekonomi-politik. “Ketika kebijakan politik berubah, aksi lingkungan ikut berubah,” ujarnya.

Sebaliknya, inisiatif bottom-up (dari komunitas) memiliki daya tahan lebih kuat. “Contohnya, gerakan penghijauan berbasis masjid atau pengolahan sampah oleh ibu-ibu PKK. Ini perlu disebarluaskan!” tambahnya.

Dampak bagi Pembuat Kebijakan dan Masyarakat

Temuan PPIM UIN Jakarta diharapkan dapat memberi panduan bagi pemerintah dalam merancang kebijakan lingkungan yang inklusif. Selain itu, temuan ini juga dinilai dapat memperkuat kolaborasi antara akademisi, LSM, dan komunitas lokal. Dan yang tidak kalah penting, temuan ini juga dapat mendorong praktik berkelanjutan di tingkat akar rumput.

“Kami berharap penelitian ini jadi peta jalan untuk transformasi kebijakan lingkungan yang berbasis komunitas,” pungkas Afutami.

Penulis: Dedy Ibmar
Penyunting: Irfan