Pemprov DKI Ajak Gen Z Jakarta Jawab Tantangan Ekologis Lewat Aksi Nyata

Yustinus Prastowo dari Pemprov DKI Jakarta berbicara tentang peran Gen Z dalam aksi lingkungan di hadapan peserta REACT Day 2025 di Taman Ismail Marzuki.

Pemprov DKI Ajak Gen Z Jakarta Jawab Tantangan Ekologis Lewat Aksi Nyata

Jakarta, (23/08) — Pada Festival REACT Day 2025 yang mengusung tema “Rise in Belief, Act for Relief” di Teater Wahyu Sihombing, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Pemprov DKI Jakarta mengajak Gen Z untuk aksi lingkungan.

Festival yang diselenggarakan PPIM UIN Jakarta ini membuka ruang bagi generasi muda, khususnya Gen Z, untuk memahami keterkaitan isu lingkungan dan nilai-nilai keagamaan, sekaligus mendorong aksi nyata di kehidupan sehari-hari.

Baca Juga: REACT Day 2025: Sinergi Kaum Muda, Agama, dan Negara Mendorong Aksi Nyata untuk Keadilan Ekologis

Wakil Koordinator Staf Khusus Gubernur DKI Jakarta, Yustinus Prastowo, hadir mewakili Gubernur Pramono Anung untuk memberikan sambutan. Dalam pesannya, Prastowo menegaskan komitmen Pemerintah Provinsi DKI terhadap gerakan lingkungan yang melibatkan generasi muda.

“Jakarta sebagai kota global menghadapi tantangan yang kompleks. Karena itu, partisipasi dari seluruh elemen, terutama generasi muda, menjadi sangat penting. Gen Z harus terlibat aktif dalam membangun Jakarta yang tidak hanya maju secara budaya, tetapi juga berkeadilan ekologis dan sosial,” ujarnya.

Prastowo menyoroti pentingnya peran Gen Z dalam menjawab krisis iklim dan degradasi lingkungan. Ia merujuk pada pemikiran Christopher Haid dalam buku The Anxious Generation, yang mengkritisi ketergantungan anak muda terhadap gawai dan menjauhnya mereka dari interaksi nyata dengan alam.

Baca Juga: Gen Z: Kegalauan Identitas Agama

“REACT Day menjadi momentum untuk mengajak Gen Z kembali menyatu dengan alam, membangun kesadaran ekologis, serta membiasakan tindakan kecil yang berdampak besar,” kata Prastowo.

Menjawab pertanyaan tentang efektivitas aksi sederhana, Prastowo menegaskan bahwa kebiasaan seperti memilah sampah memiliki arti strategis dalam jangka panjang.

“Pertama, ini membentuk habitus peduli lingkungan. Anak muda yang terbiasa memilah sampah hari ini akan lebih siap mengambil kebijakan ramah lingkungan di masa depan. Kedua, kesadaran kolektif Gen Z sebagai konsumen dan pemilih dapat menjadi tekanan positif bagi korporasi dan pemerintah untuk bertindak lebih serius dalam isu keberlanjutan,” paparnya.

Ia juga menyinggung program strategis Pemprov DKI terkait pengelolaan sampah berbasis waste-to-energy, yang menurutnya hanya akan berhasil jika didukung perubahan perilaku dari rumah tangga.

“Gaya hidup anak muda sangat menentukan. Jika memilah sampah menjadi kebiasaan, maka kebijakan energi bersih akan lebih efektif,” ujarnya.

Prastowo menutup sambutan dengan ajakan untuk tidak berhenti pada wacana. “Mari mulai dari gerakan kecil. REACT Day bisa menjadi titik tolak kontribusi nyata untuk Indonesia dan dunia,” ujarnya.

Sejumlah tokoh turut hadir dalam REACT Day 2025, antara lain Direktur Riset PPIM UIN Jakarta Prof Iim Halimatusa’diyah; Duta Besar Belanda untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN Marc Gerritsen; Kepala Pusat Kebijakan Strategis Kementerian Kehutanan RI Muh. Ahdiyar Syahrony; Direktur Pengurangan Sampah dan Pengembangan Ekonomi Sirkular Kementerian Lingkungan Hidup Agus Rusly; serta Wakil Menteri Hak Asasi Manusia RI 2024–2029 Mugiyanto Sipin.

Kegiatan yang berlangsung satu hari penuh itu berlangsung dengan antusiasme yang tinggi, diikuti ratusan generasi muda.

Penulis: Tati Rohayati
Penyunting: Savran Billahi