Pontianak (27/10) — Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali melanjutkan rangkaian “Roadshow Green Islam” bertajuk “Lewat Buku, Selamatkan Bumi”. Kali ini, kegiatan diselenggarakan di Universitas Tanjungpura (UNTAN), Pontianak, sebagai bagian dari upaya PPIM menyebarluaskan hasil riset program Religious Environmentalism Actions (REACT) yang menyoroti keterhubungan antara agama, masyarakat, dan isu lingkungan di Indonesia.
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari Testriono, Ph.D., Direktur Pengelolaan Pengetahuan dan Pengembangan Kelembagaan PPIM, dan secara resmi dibuka oleh Dr. Herlan, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNTAN.
Dalam sambutannya, Testriono menekankan pentingnya peran perguruan tinggi dan generasi muda dalam menghadapi krisis iklim.
“Kampus bukan hanya ruang akademik, tetapi juga ruang moral untuk menumbuhkan kesadaran ekologis. Di sinilah kita belajar bahwa menjaga bumi adalah bagian dari tanggung jawab iman,” ujarnya.
Sementara itu, Dekan FISIP UNTAN Dr. Herlan, M.Si., menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi dengan PPIM UIN Jakarta.
“Kami menyambut hangat kehadiran tim PPIM. Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mengkampanyekan dan memperjuangkan isu lingkungan, terutama dari perspektif nilai-nilai agama,” katanya.
Acara dilanjutkan dengan paparan hasil riset PPIM melalui tiga buku utama: Gerakan Green Islam: Aktor, Strategi, dan Jaringan; Dilema Environmentalisme: Seberapa ‘Hijau’ Masyarakat Indonesia?; dan Pesantren Ramah Lingkungan: Tumbuh atau Tumbang?. Presentasi disampaikan oleh Testriono, Ph.D., dan Ronald Adam, M.A.
Dalam paparannya, Testriono menjelaskan bagaimana Gerakan Green Islam menjadi gerakan kolektif lintas komunitas yang menggabungkan nilai keislaman dengan aksi lingkungan. Sementara Ronald Adam menyoroti temuan riset tentang persepsi masyarakat terhadap hubungan agama dan lingkungan, serta perkembangan pesantren-pesantren yang menerapkan prinsip ramah lingkungan di berbagai daerah.
Diskusi semakin hangat dengan tanggapan dari Dr. Syarifah Ema Rahmania, B.A., M.Ed., Ketua Program Studi Sosiologi UNTAN. Ia mengapresiasi kontribusi PPIM dalam menghidupkan kembali gerakan sosial berbasis kesadaran ekologis.
“Buku-buku ini penting karena membangkitkan kembali semangat kolektif untuk menjaga bumi. Di Kalimantan Barat, yang sering menghadapi kebakaran hutan, kesadaran lingkungan harus menjadi gerakan sosial yang nyata,” tegasnya.
Selain sesi diskusi, kegiatan juga diisi dengan permainan interaktif bertema lingkungan, apresiasi bagi peserta aktif, serta lomba publikasi media sosial. Antusiasme peserta, khususnya mahasiswa, menunjukkan meningkatnya minat generasi muda terhadap isu lingkungan yang diintegrasikan dengan nilai-nilai keagamaan.
Melalui Roadshow Green Islam, PPIM UIN Jakarta berharap dapat memperluas jejaring kolaborasi lintas kampus dan memperkuat kesadaran ekoteologis di kalangan akademisi muda. Pontianak menjadi salah satu dari rangkaian kota yang akan disambangi dalam kegiatan roadshow serupa di berbagai wilayah Indonesia.
FAM
