PPIM UIN Jakarta Gelar Roadshow Green Islam di Sumatera Utara


Medan (23/10) — Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar “Roadshow Green Islam” di Aula Fakultas Ilmu Sosial (FIS) UIN Sumatera Utara, Medan, pada Rabu (23/10/2025). Kegiatan ini menjadi sarana diseminasi hasil riset dua tahun PPIM mengenai hubungan antara Islam, lingkungan hidup, dan keberlanjutan ekologi di Indonesia bersama Kerajaan Belanda.

Bekerja sama dengan FIS UIN Sumatera Utara, PPIM UIN Jakarta memperkenalkan tiga buku hasil penelitian bertema Green Islam: Dilema Environmentalisme: Seberapa ‘Hijau’ Masyarakat Indonesia?, Gerakan Green Islam: Aktor, Strategi, dan Jaringan, serta Pesantren Ramah Lingkungan: Tumbuh atau Tumbang? Ketiga buku tersebut merepresentasikan upaya akademik untuk menjembatani diskursus keagamaan dengan aksi lingkungan berbasis nilai Islam.

Direktur Riset PPIM UIN Jakarta Iim Halimatusa’diyah menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan membawa wacana Green Islam lebih dekat ke komunitas akademik dan publik luas.

“Kegiatan ini bertujuan untuk membawa diskursus Green Islam ke kampus, dan besar harapan juga meningkatkan kesadaran tentang perilaku pro-lingkungan ke masyarakat yang lebih luas,” ujar Iim.

Dekan FIS UIN Sumatera Utara Mesiono menyambut baik kolaborasi ini. “Ini momentum penting bagi sivitas akademika UIN Sumatera Utara untuk belajar dari praktik dan riset Green Islam. Apalagi kami tengah mengembangkan inisiatif Green Campus melalui program Ekoteologi,” katanya dalam sambutan pembuka.

Dalam pemaparannya, Iim menyoroti beberapa temuan penting dari buku Dilema Environmentalisme yang berbasis survei nasional.

“Riset kami menemukan bahwa individu dengan tingkat religiusitas ritual yang tinggi cenderung memiliki perilaku ramah lingkungan yang kuat. Namun, mereka yang berpandangan konservatif justru menunjukkan tingkat kepedulian lingkungan yang lebih rendah,” jelasnya.

Peneliti PPIM UIN Jakarta Savran Billahi, menambahkan bahwa gerakan sosial Green Islam tengah tumbuh pesat di Indonesia.

“Kami mencatat sedikitnya 142 inisiatif Green Islam di berbagai daerah. Namun, gerakan-gerakan ini masih terfragmentasi dan belum dikenal publik secara luas. Tantangannya adalah membangun jejaring dan narasi bersama agar memiliki dampak nasional,” ujarnya.

Diskusi dihadiri oleh para dosen, mahasiswa, dan aktivis lingkungan di sekitar Sumatra Utara. Kegiatan berlangsung interaktif dengan berbagai pertanyaan dari dosen dan mahasiswa, mulai dari penerapan nilai Green Islam di pesantren hingga strategi membangun jejaring lintas komunitas.

Roadshow Green Islam ini tidak hanya menjadi forum ilmiah, tetapi juga momentum silaturahmi antara PPIM UIN Jakarta dan UIN Sumatera Utara. Roadshow Green Islam akan berlangsung di beberapa kota, yaitu Medan, Pontianak, Palu, Manado, dan Padang.

SB