Dapatkan Segera Buku & Hasil Penelitian PPIM UIN Jakarta Download Sekarang

Dorong Kolaborasi Hadapi Krisis Iklim dan Lingkungan, PPIM UIN Jakarta Gelar Project Board Meeting Program Religious Environmentalism Actions (REACT) 

Category: REACT Comments: 0

Dorong Kolaborasi Hadapi Krisis Iklim dan Lingkungan, PPIM UIN Jakarta Gelar Project Board Meeting Program Religious Environmentalism Actions (REACT) 

Jakarta, 25 April 2024 – Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta menggelar Project Board Meeting program Religious Environmentalism Actions (REACT) bersama sejumlah kementerian dan lembaga, di antaranya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Kementerian Agama (Kemenag), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Kegiatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi tantangan dan peluang dalam memperkuat masyarakat dalam menghadapi isu lingkungan dan perubahan iklim.

Direktur PPIM UIN Jakarta, Didin Syafrudin, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Project Board Meeting ini merupakan salah satu upaya PPIM UIN Jakarta untuk mendorong kerja sama antar pihak dalam menghadapi krisis iklim dan lingkungan. “Kami juga ingin mengumpulkan saran dan masukan dari bapak dan ibu untuk kegiatan REACT. Selain itu, tujuan kegiatan ini adalah untuk mendorong formulasi kebijakan berbasis bukti melalui temuan riset program REACT,” ujarnya.

Direktur Kemitraan Lingkungan KLHK, Jo Kumala Dewi, dalam paparannya menyampaikan bahwa pendekatan agama merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mendorong aksi pelestarian lingkungan. “Salah satu approach yang paling efektif sebenarnya ya ini. Yang sedang kita bicarakan sekarang. Pintu masuknya dari agama. Agama apapun ya,” tuturnya.

Baca Juga: Launching REACT, Tri Mumpuni Ajak Masyarakat Menjaga Keberkahan Alam Indonesia

Staf Khusus Bidang Kompetensi dan Manajemen, Kemendikbudristek, Pramoda Dei Sudarmo, menyampaikan pentingnya pendidikan tentang perubahan iklim dan pengurangan emisi di semua perguruan tinggi di Indonesia. “Semua Pendidikan Tinggi, ada 4.000-an di Indonesia, diarahkan untuk melakukan pendidikan tentang perubahan iklim atau melakukan inisiatif terkait pengurangan emisi. Misalnya, semua mahasiswa baru yang masuk dapat diberikan modul entang betapa pentingnya perubahan iklim. So, the mindset mereka bisa berubah selama kuliah,” paparnya.

Sudarmo menambahkan bahwa kampanye publik tentang perubahan iklim juga penting untuk menjangkau generasi muda. Menurutnya, kampanye publik ini bisa dimaksimalkan dengan memanfaatkan kanal media sosial kementerian atau lembaga. 

“Kampanye publik itu penting, karena kalau tidak dilakukan campaign, apalagi sekarang Gen Z, Gen Millenial, dan nanti berikutnya Alpha, itu benar-benar semuanya menyerap informasi dari gadget, dari digital. Kalau kita tidak melakukan campaign di situ, kita tidak bisa mendiseminasikan pesan-pesan pro lingkungan ke anak muda yang lebih luas.” Dei juga nenambahkan bahwa Kemendikbud dengan senang hati berkolaborasi dengan program REACT yang dilakukan PPIM UIN Jakarta. “Hasil dari REACT dapat dimasukkan ke channel-channel yang kami punya,” ungkapnya.

Baca Juga: Prof. Nasaruddin Umar: Memperbaiki Lingkungan, Memperbaiki Teologi Masyarakat

Kepala Sub Direktorat Pendidikan Agama Islam pada SMA/SMK/SMALB Dirjen Pendidikan Islam Kemenag, Adib Abdushomad, dalam paparannya menyampaikan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menangani isu lingkungan. Ia mengungkapkan, persoalan lingkungan harus ditangani dengan sinergi lintas sektor.

“Semuanya memang berakhir kepada pentingnya kita meng-create sebuah environment. It is difficult to be a good person in the absence of a good environment,” ujarnya.

Tentang REACT

Religious Environmentalism Actions (REACT) adalah proyek yang diinisiasi oleh PPIM UIN Jakarta dan Kedutaan Besar Belanda di Indonesia. Proyek ini bertujuan untuk memberdayakan pemimpin agama dan aktivis muda lingkungan berbasis keagamaan dalam pengendalian perubahan iklim dan penanggulangan isu lingkungan.